Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), secara rutin memblokir ribuan situs judi online setiap bulannya. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penegakan hukum dan upaya melindungi masyarakat dari dampak buruk perjudian daring. Namun, pertanyaan besar muncul: apakah pemblokiran situs judi online benar-benar menjadi solusi yang efektif dalam memberantas aktivitas ilegal ini?

Faktanya, pemblokiran sering kali bersifat sementara. Banyak situs judi online seperti dio228 yang diblokir dengan mudah bangkit kembali dengan domain baru atau menyamarkan identitasnya. Pola ini terus berulang, seperti permainan kucing dan tikus antara aparat dan pelaku kejahatan siber. Hal ini menunjukkan bahwa pemblokiran saja tidak cukup bila tidak disertai dengan pendekatan teknologi dan hukum yang lebih komprehensif. Kelemahan dalam sistem deteksi dini serta keterbatasan kerja sama internasional membuat upaya ini menjadi tidak maksimal.

Selain itu, keberadaan iklan judi yang tersebar luas di media sosial dan aplikasi chatting juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak pengguna, termasuk remaja, yang dengan mudah terpapar promosi perjudian dalam bentuk tautan, gambar, bahkan video pendek. Hal ini menandakan bahwa akar masalah tidak hanya terletak pada situs utama, tetapi juga pada sistem distribusi kontennya. Penanganan terhadap agen dan jaringan promosi lokal harus diperketat agar pemblokiran tidak sekadar memotong ujung dari masalah yang lebih dalam.

Namun, bukan berarti pemblokiran tidak ada manfaatnya. Tindakan ini tetap penting sebagai bentuk perlindungan awal dan sinyal bahwa pemerintah tidak membiarkan perjudian daring merajalela. Blokir juga dapat memperlambat laju penyebaran situs-situs tersebut dan menyulitkan akses bagi pengguna yang tidak terlalu paham teknologi. Dalam beberapa kasus, tindakan ini juga berhasil menggagalkan transaksi finansial yang bisa merugikan masyarakat secara ekonomi.

Agar lebih efektif, pemblokiran situs judi online harus dibarengi dengan edukasi digital, penguatan regulasi, serta kerja sama lintas sektor—termasuk penyedia layanan internet dan platform media sosial. Teknologi seperti kecerdasan buatan dan pemantauan otomatis juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan menangkal situs bermasalah secara real-time. Hanya dengan strategi menyeluruh yang melibatkan pencegahan, penindakan, dan edukasi, pemberantasan judi online bisa dilakukan secara berkelanjutan dan berdampak nyata.