Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan karakter menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa generasi muda tidak hanya pintar dalam hal akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang baik. Era digital membawa kemudahan dalam mengakses informasi, tetapi juga menghadirkan tantangan besar dalam membentuk karakter individu. Internet, media sosial, dan perangkat digital lainnya memberikan pengaruh yang kuat terhadap cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi anak-anak serta remaja. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus berjalan seiring dengan pemanfaatan teknologi untuk memastikan bahwa nilai-nilai kebaikan tetap terjaga di tengah arus digital yang terus berkembang.

Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan karakter di era digital adalah MIMPI 44 mengatasi pengaruh negatif dari dunia maya. Anak-anak dan remaja yang aktif di media sosial bisa terpapar konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang baik, seperti ujaran kebencian, perundungan (bullying), dan perilaku destruktif lainnya. Selain itu, semakin banyaknya waktu yang dihabiskan di dunia maya dapat menyebabkan anak-anak kehilangan keterampilan sosial, seperti komunikasi langsung, empati, dan kerja sama. Oleh karena itu, pendidikan karakter di era digital harus mampu mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, empati, integritas, dan toleransi, serta membantu anak-anak belajar cara beretika di dunia maya.

Sebagai bagian dari pendidikan karakter, pendidikan media literasi menjadi sangat penting. Anak-anak perlu diberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana cara memilah informasi yang benar dan menghindari berita palsu (hoaks) yang dapat menyesatkan. Selain itu, mereka juga harus diajarkan untuk bertindak dengan bijak dalam berinteraksi di platform digital. Misalnya, menghargai pendapat orang lain, tidak menyebarkan konten yang merugikan orang lain, serta menjaga privasi pribadi dan orang lain. Dengan demikian, pendidikan karakter tidak hanya tentang nilai-nilai moral yang bersifat universal, tetapi juga terkait erat dengan bagaimana mereka menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.

Pendidikan karakter di era digital juga harus melibatkan orang tua dan pendidik dalam membimbing anak-anak. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk membentuk karakter anak yang kuat dan berbudi pekerti luhur. Orang tua perlu menjadi contoh yang baik dalam menggunakan teknologi dan mengawasi penggunaan media sosial anak-anak mereka. Di sisi lain, pendidik harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum, baik dalam pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran daring.